Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Anda Ketahui
Kasus hipertensi di seluruh dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, begitu ungkap laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tren ini pun juga tercermin di Indonesia. Data teranyar Riskesdas Kemenkes tahun menunjukkan bahwa kasus hipertensi di Tanah Air meningkat dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1 persen pada ahir tahun 2018. Namun, bukan berarti hipertensi sama sekali tidak bisa dicegah. Anda dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini di masa depan dengan mengetahui berbagai penyebab hipertensi atau tekanan darah tingg
Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya.
Penyebab hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial) adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berarti.Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tapi paling sering terjadi pada usia paruh baya. Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab utama hipertensi primer. Namun, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab dan faktor risiko hipertensi ini. Di antaranya:
1. Kebanyakan makan garam
Garam adalah faktor utama penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang berasal dari luar tubuh. Memang, apa hubungan antara garam dan penyebab hipertensi?
Garam tidak sepenuhnya jahat. Namun jika porsinya berlebihan, garam dapat menyebabkan penumpukan natrium alami dalam tubuh. Kelebihan natrium ini akan memberatkan kerja ginjal untuk membuang sisa cairan limbah dalam tubuh. Akibatnya, terjadilah retensi cairan yang dapat menjadi penyebab tekanan darah meningkat dalam pembuluh, sehingga hipertensi berisiko muncul.
Terlalu banyak makan garam juga lama-lama akan menyebabkan dinding arteri melemah. Sementara di waktu yang bersamaan sekaligus menyebabkan penumpukan plak dalam dinding pembuluh arteri. Arteri yang melemah ini akan jadi semakin sempit, yang membuat tekanan darah pun makin naik dan menjadi penyebab hipertensi.
Asupan garam tidak hanya berasal dari tambahan garam meja atau garam masak saja. Garam atau natrium yang berisiko menjadi penyebab hipertensi dapat ditemukan dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan, makanan cepat saji (fast food), dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang ingin mencegah atau berisiko hipertensi akan disarankan dokter untuk membatasi asupan garamnya. Salah satu langkahnya adalah menghindari makanan-makanan penyebab hipertensi tersebut.
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Human Hypertension tahun 2002 menyatakan, mengurangi porsi garam (dalam bentuk apa pun) dari 10 gram menjadi 6 gram per hari menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Mengurangi garam juga dapat menurunkan risiko kematian akibat stroke hingga 14% dan 9 persen risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dari komplikasi hipertensi.
Bahkan meski sudah terkena dan sudah rutin minum obat penurun tensi, pengidap hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan garamnya agar terhindar dari penyebab komplikasi hipertensi.
2. Stres
Stres memang membuat tensi darah Anda meningkat sebesar 30-40% dari hitungan normalnya. Sebab saat stres otak melepaskan hormon kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga menyempitkan diameter pembuluh darah.
Efek peningkatan tensi akibat stres cenderung terjadi sementara. Namun, tekanan darah yang meningkat secara tiba-tiba meski hanya sebentar tetap saja berbahaya. Bahkan sama bahayanya dengan tekanan darah tinggi kronis yang bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, gangguan jantung, dan penyakit ginjal.
Terlebih, stres yang dibiarkan terus dapat memicu perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Stres seringkali membuat Anda “ngidam” merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebutlah yang menjadi penyebab tensi semakin naik dan gejala hipertensi pun muncul.
Jadi jika Anda merasa stres atau cemas setiap hari, sebaiknya mulai cari cara yang sehat untuk melampiaskan penat agar terhindar dari risiko serta penyebab hipertensi.
3. Malas gerak
Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau ingin menghindari hipertensi. Mulai olahraga itu sebenarnya mudah. Tidak perlu langsung memilih olahraga yang berat-berat, kok!
Mulai perlahan dengan olahraga ringan, yang penting teratur setiap hari. Misalnya, jalan kaki, naik-turun tangga saat di kampus atau kantor ketimbang naik eskalator atau lift. Sewaktu jalan-jalan di mal, jangan hanya diam di eskalator. Panjat tangganya seolah Anda naik tangga biasa.
Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui efektif untuk menjaga tensi darah tetap stabil. Pada akhirnya, rutin berolahraga membantu menjauhkan Anda dari penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.
4. Obesitas
Malas gerak alias mager merupakan penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi yang sering dianggap remeh. Detak jantung dari orang yang mager biasanya cenderung cepat. Ini menjadi penyebab jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau ingin menghindari hipertensi. Mulai olahraga itu sebenarnya mudah. Tidak perlu langsung memilih olahraga yang berat-berat, kok!
Mulai perlahan dengan olahraga ringan, yang penting teratur setiap hari. Misalnya, jalan kaki, naik-turun tangga saat di kampus atau kantor ketimbang naik eskalator atau lift. Sewaktu jalan-jalan di mal, jangan hanya diam di eskalator. Panjat tangganya seolah Anda naik tangga biasa.
Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui efektif untuk menjaga tensi darah tetap stabil. Pada akhirnya, rutin berolahraga membantu menjauhkan Anda dari penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.
4. Obesitas
Anda tergolong kelebihan berat badan kalau indeks massa tubuh Anda di atas 23. Sedangkan Anda tergolong obesitas kalau indeks massa tubuh Anda di atas 25. Cek dulu berapa indeks massa tubuh Anda dengan kalkulator IMT di sini. Tingginya angka IMT Anda dapat menjadi indikator penyebab hipertensi. Bagaimana bisa?
Semakin berat massa tubuh Anda, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat dihindari.
5. Merokok
Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 milimeter air raksa (mmHg).
Ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat memicu terjadinya vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Apabila pembuluh darah menyempit, tekanan darah pun dapat meningkat.
Pada akhirnya, peningkatan tekanan darah akibat rokok akan menjadi penyebab kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah penderita hipertensi. Perokok aktif yang punya tensi tinggi berisiko terkena berbagai penyakit kardiovaskular terkait komplikasi hipertensi. Sebut saja stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.
Risiko komplikasi ini bahkan tetap lebih tinggi ketika dibandingkan dengan pengidap hipertensi kronis yang tidak merokok. Maka dari itu, ayo berhenti merokok dari sekarang!
6. Minum minuman keras
Jika Anda sudah terdiagnosis punya tensi tinggi dari awal, kebiasaan “minum-minum” dapat memperburuk gejalanya.
Bagaimana alkohol bisa menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi? Alkohol dapat menyempitkan pembuluh darah jika dikonsumsi secara berulang dalam dosis tinggi. Lama-kelamaan, menenggak miras berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan organ vital lain yang memengaruhi tekanan darah.
Agar tensi bisa tetap dalam rentang normal dan terhindar dari faktor risiko penyebab hipertensi, konsumsilah miras sewajarnya. Mengurangi konsumsi alkohol dilaporkan membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 3 mmHg.
Pria dan wanita dewasa yang sehat (tidak berisiko dan tidak punya penyakit apa pun) dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari tiga unit alkohol dalam sehari. Namun, batasan ini tidak boleh diartikan “bisa diminum setiap hari” atau “boleh diminum sekaligus dalam satu hari”.
Maksimal batas yang dibolehkan dalam seminggu adalah empat belas unit alkohol. Berilah jeda 2-3 hari di antaranya mana Anda tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
Ciri-ciri & gejala
Apa saja ciri-ciri dan gejala hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Seseorang yang memiliki tensi darah tinggi biasanya tidak menunjukkan ciri apa pun atau hanya mengalami gejala ringan.Ciri-ciri & gejala
Apa saja ciri-ciri dan gejala hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Seseorang yang memiliki tensi darah tinggi biasanya tidak menunjukkan ciri apa pun atau hanya mengalami gejala ringan.Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:
- Sakit kepala parah
- Pusing
- Penglihatan buram
- Mual
- Telinga berdenging
- Kebingungan
- Detak jantung tak teratur
- Kelelahan
- Nyeri dada
- Sulit bernapas
- Darah dalam urin
- Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Hubungi dokter secepatnya jika:- Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg)
- Mimisan, sakit kepala, atau pusing
- Menderita efek samping setelah minum obat darah tinggi
Jika sakit kepala parah muncul dibarengi dengan mimisan, ini merupakan tanda dan gejala krisis hipertensi, sebuah kondisi gawat darurat